Tampilkan postingan dengan label Mahasiswa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mahasiswa. Tampilkan semua postingan

Kekhususan Bahasa Arab

Kenapa belajar bahasa Arab? Mungkin banyak sekali yang menganggap bahasa Arab itu unimportant, bukan impotent ya. Rek naon maneh, rek jadi TKW? (Artinya: Mau apa kamu, mau jadi TKW?)
Guys, ketahuilah, bahasa internasional di PBB itu ada 3, yakni Arab, Inggris, dan Prancis. Ada juga sih yang menyebutkan bahasa Mandarin.
Arab itu tidak hanya Arab Saudi. Ada entah 23 atau 25 negara yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi. Contohnya LiTuAMaMa: Libya, Tunisia, Al-Jazair, Mauritania dan Maroko. Itu masuk Arab Maghribi. Ada juga negara wilayah Wadi Nil, Qarn Afrika, Syibh Jazirah Arab, dan lain sebagainya. Saya lupa dan akan sangat panjang jika dijelaskan. Kalo kepo PM aja yaaa.. Yang pasti, negara yang sedang saya singgahi, Mesir, juga termasuk negara Arab. Negara Arab adalah negara yang bahasa resminya menggunakan bahasa Arab. Namun, dialek setiap negara berbeda-beda ya guys!
Adakah yang membuat bahasa Arab begitu spesial dan membedakannya dengan bahasa lain? Jika kalian jawab, bahasa Arab sangat spesial karena itu adalah bahasa Al-Qur’an, so, apa spesialnya buat orang-orang non muslim? Ga spesial and laa yanfa’ alias ga manfaat juga buat gueeee (kata si non muslim).
Baiklah, jadi inilah kekhususan atau kespesialan bahasa Arab:
1. الإشتِقَاقُ (al-isytiqooq) berasal dari kata isytaqo) إشتق) yang secara bahasa artinya mencetak. Maksudnya, satu kata asal atau dasar dari bahasa Arab bisa mencetak kata lain hingga berpuluh-puluh anaknya. Pusing? Yuk kita langsung saja kasih contoh. Misalnya kata dasar كَتَبَ (kataba = telah menulis) yang merupakan fiil madhi atau dalam bahasa Inggris disebut past tense; bisa menjadi يَكْتُبُ  (yaktubu = sedang menulis); مَكْتَبٌ (maktabun = tempat untuk menulis, bisa juga bermakna perpustakaan, meja tulis, kantor); كاَتِبٌ (kaatibun = penulis), !اُكْتُبْ (uktub! = tulis!). Ini hanya contoh kecil, masih banyak turunan kata lain dari kataba. Sebagai mana yang sudah disebutkan tadi, bahwa satu kata bahasa Arab bisa menjadi berpuluh-puluh kata lain. Bahkan bisa sampai 40-50 kata!
Gimana guys, makin puyeng? Coba perhatikan contoh-contoh di atas, tidak luput dari kata dasar kataba, yakni  huruf ka, ta, dan ba, kan? Hanya saja ada tambahan beberapa huruf seperti ي, م, اuntuk mengubahnya menjadi makna yang berbeda.
Ilmu pembentukan kata dalam bahasa Arab disebut ilmu sharaf. Jika kalian sudah menguasai bentukan kata dalam bahasa Arab, insya Allah mempermudah kalian untuk memahami bahasa Arab.
Sebenarnya dalam bahasa lain juga terdapat isytiqooq, hanya saja tidak sebanyak bahasa Arab.
2. التَرادُفُ (At-tarooduf) atau sinonim. Bahasa Arab memang terkenal kaya dengan sinonim, tetapi dalam sinonim tersebut akan selalu terdapat perbedaan lafadz dan makna. Contoh: جَلَسَ  (jalasa) dan قَعَدَ (qo’ada) artinya sama-sama duduk, tapi dalam sistem duduknya berbeda. Jika kita duduk dari “atas ke bawah”, maksudnya jika kita duduknya: dari posisi berdiri ke duduk itu disebut قَعَدَ (qo’ada); jika kita duduk dari “bawah ke atas”, maksudnya dari posisi tertidur, kemudian bangun dan duduk, itu disebut جَلَسَ  (jalasa). Contoh lain: مَطَرٌ (mator) dan  غَيْثُ (gaits) artinya sama-sama hujan. Jika mator artinya hujan yang merusak, tetapi gaits artinya hujan yang memberikan berkah.
3. مُشْتَرَكُ اللَفْظِي (Musytarokul lafzi). Musytarak itu artinya berserikat. Maksudnya, satu lafadz bisa memiliki banyak makna. Contoh: العَيْنُ (al-‘ainu) artinya bisa mata, mata-mata, sumber mata air, dan lain sebagainya.
4. العَلامَةُ الإعْرَابِيَةُ (al-‘alaamatul i’robiyah). ‘Alamat sendiri artinya ciri, tanda. Maksudnya, dalam bahasa Arab ada aturan-aturan bagaimana membaca “huruf akhir” suatu subjek, predikat, objek, dan lain sebagainya. Jadi, kalian akan bisa membaca tulisan Arab gundul tanpa perlu diberi syakal (fathah, kasrah, dhommah, fatahtain, dhommahtain, kasrahtain, dan sukun.) Keren ga tuh?
Contoh:
(Dhoroba Muhammadun Zaidan) ضَرَبَ مُحَمَّدٌ زَيْدًا
Artinya: Muhammad memukul Zaid.
Jika kalian sudah expert, ditulis seperti ini pun kalian pasti bisa baca:
ضرب محمد زيدا
Kenapa tidak dibaca dhoroba Muhammadan Zaidun?
ضَرَبَ مُحَمَّدً زَيْدٌ
Jika seperti ini, maka artinya akan berbeda dan coba perhatikan, tulisan Arabnya juga beda. Nyadar ga? Artinya malah si Zaid yang memukul si Muhammad.
Jika kalian ingin memahami ‘alamatul i’rab, belajarlah ilmu nahwu. Ilmu Nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu Bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, baik yang berkaitan dengan letak kata dalam suatu kalimat atau kondisi kata (harakat akhir dan bentuk) dalam suatu kalimat.
Imam Syafi’i berkata,
من تبحر فى النحو اهتدى إلى كل العلوم.
“Orang yang memahami ilmu nahwu, maka ia akan dimudahkan untuk memahami seluruh ilmu (Islam).” (Lihat At-Ta’liqat Al-Jaliyyah ‘Ala Syarhil Muqaddimah Al-Ajrumiyyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Hal. 35)
Guys, ilmu nahwu itu seperti matematika, ilmu pasti dan pasti akan begitu.
Jadi gimana nih guys, menurut kalian bahasa Arab spesial tidak? Bagi saya sih sangat spesial, tapi saya tidak lupa bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dong!
Akhir kata, saya ingin mengutip perkataan Umar bin Khattab untuk semua kawan muslimin wa muslimat,
تعلموا العربية فإنها من دينكم
“Pelajarilah Bahasa Arab karena Bahasa Arab adalah bagian dari agama kalian.”
Untuk kawan-kawan non muslim, walau Bahasa Arab identik dengan Islam, tapi tidak ada salahnya kalian menguasai bahasa ini. Orang China pun di Mesir sini banyak yang non muslim, tapi mereka sadar bahwa bahasa adalah alat komunikasi.
Untuk Suri, semangat belajar bahasa Arabnya, nanti anaknya diajarin bahasa Arab. Kalo jodohnya gabisa bahasa Arab, biar Suri ajarin suwayya suwayya alias sedikit-sedikit. Kalo jodohnya bisa bahasa Arab, alhamdulillah.
Sumber: e-book Bahasa Arab BISA, penjelasan doktor Usamah Salim yang dijelaskan kembali oleh Baim, otak Suri yang agak cemerlang.
19 Januari  2016
12:09 waktu Ismailia
Ditulis saat cuaca Ismailia berangin kencang dan katanya badai pasir. (KATANYA)
Maaf tidak rapi karena copas dari MS. Word ke aplikasi blog di hp, lain kali saya edit. Insya Allah.

Memungkinkan yang Tidak Mungkin

Apa saya terlalu percaya diri dan sombong? Seakan-akan yakin semua akan terjadi. Apa ini mendahului takdir Allah? Bukankah Allah sesuai prasangka hamba-Nya? Saya hanya ingin menerapkan itu. Sikap optimis saya sebagai seorang muslimah. Tidak lebih. Akan tetapi, ketika harus membayangkan kemungkinan buruk, rasa ngeri menghampiri dan saya merasa tidak siap. Apa saya salah ya Allah?
Agustus membuat saya resah. Benarkah semuanya akan terjadi akhir Agustus itu?
Persiapan materi mungkin hanya sekitar 0,1%. Rupiah sejumlah puluhan juta itu belum membuncit di rekening, bahkan tampak di depan mata pun masih fatamorgana. Entah, apa saya ini berpangku tangan? Ya Allah, rupiah sebanyak itu harus saya raih dengan cara apa? Berdagang? Apa yang harus saya dagangkan. Bingung, modal darimana? Berdagang di kampus, kampus sedang berada dalam keadaan kosong melompong. Berdagang di rumah? Apa yang harus saya jual? Berkali-kali saya iklankan usaha ayah. Sejauh ini belum ada customer dari hasil jerih iklan saya. Customer memang banyak, tapi banyak yang harus ditutupi sehingga untuk makanpun pas-pasan. Biarlah mereka menganggap kami berada, semoga itu jadi do’a. Semoga yang sedang berusaha ditutupi tertutup sepenuhnya, sehingga kami bisa menjadi keluarga yang makmur.
Donatur? Halo, sudah beberapa orang yang saya kontak. Responnya sama: tidak merespon atau mungkin belum merespon. Semoga hanya belum merespon. Bahkan pesan yang saya layangkan pada mereka ada yang belum mereka baca hingga detik ini. Sedih. Iya. Ingin tertawa juga iya. Ada yang merespon, sayangnya jawaban belum sesuai harapan. Semuanya mendadak merendah. Entahlah, apa itu penolakan secara halus? Ah, rupiah memang sangat-sangatlah sensitif untuk disinggung. Akhir-akhir ini merasa menjadi seorang pengemis yang meminta uang. pantaskah ya Allah? Bahkan seorang kawan mengatakan, “Ya pantaslah orang-orang tidak memberimu uang, kamu mintanya untuk pergi ke luar negeri. Kalo gitu juga saya mau.” Hmmmm, sedikit tertampar dengan kata-kata ini. Saya pergi ke luar negeri bukan untuk main-main, saya ingin menuntut ilmu. Apabila jalan-jalan, itu adalah nilai lebih yang Allah berikan pada saya sebagai seorang hamba. Andai dia tahu, sebenarnya saya juga tidak ingin mengirimkan pesan yang ujungnya meminta bantuan dana. Apa daya, kelengkapan surat-surat menjadi kendala. :’)
Ada yang merespon dengan do’a. Terima kasih kalian yang membantu dengan do’a. Itu lebih membuat saya merasa tidak sendirian dan tidak sesak, daripada melihat pesan yang saya layangkan sudah dibaca tapi belum direspon sama sekali. Ya Allah, apa saya yang kurang sabar? Mungkin mereka yang belum merespon itu sedang sibuk mempersiapkan lebaran. Semoga mereka cepat merespon. Semoga juga ada teman yang merekomendasikan lagi donatur. Amin.
Apa kabar sponsor? Sejauh ini saya sudah menghubungi beberapa sponsor. Tahukah kalian apakah yang sponsor lihat? Kelengkapan. Begitulah kata seseorang yang pernah merasakan hal yang sama dengan saya. Kebanyakan sponsor meminta Letter of Acceptance (LoA) & surat pengantar dari universitas. Ah, menunggu yang belum jadi dan entah kapan. LoA, cepatlah muncul. Agar saya bisa mengambil langkah menuju rektorat dan menyebarkan apa yang ingin saya sebarkan pada perusahaan-perusahaan.
Semoga yang saya tunggu kunjung datang segera. Semoga impian saya terkabul. Berbicara setiap hari dengan bahasa Arab ‘amiyah, menikmati kebudayaan baru, kawan baru, menikmati segala tantangan baru dan mengikat saya agar bisa survive. Ya Allah, jika ini yang terbaik untuk hamba, maka tolonglah permudah. Jika ini bukan yang terbaik untuk hamba, jadikan yang terbaik. Tolong. Ini adalah salah satu tujuan saya masuk jurusan ini. Mudahkanlah hamba dalam menggapai cita-cita yang entah ini terkesan maksa atau memang harus begini dalam menggapai cita-cita?
Hamba sebagai manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin, walau finansial hamba minimal. Hanya kepada Engkau hamba meminta rezeki yang halal dan berkah. Ya Allah, maafkan apabila ada kata atau perbuatan yang tersalah yang membuat rezeki hamba sulit.
Engkau membuat hamba berada dalam keadaan seperti ini agar hamba tahu bagai mana caranya bersyukur dan betapa sangat bahagianya hamba mendapatkan apa yang hamba butuhkan nantinya.

Oleh-oleh Mabal!

Halo, kemarin saya sudah mengatakan bahwa saya sedang mengalami titik jenuh perkuliahan. Pada akhirnya, Selasa, 30 September 2014, saya bolos kuliah bersama Hana, Lita dan Rika.
Saat pelajaran pertama, saya menghadiri mata kuliah Diplomasi Budaya. Setelah itu, ada desas desus bahwa semua dosen Fakultas Ilmu Budaya harus menghadiri loka karya di hotel Aston dan yap tepat sekali! Dosen diplomasi, Prof. Syarif, baru ingat ada loka karya setelah rekan saya, Muhammad Kosasih bertanya padanya.
Yeeee tak ada dosen!
Eh, tapi menghadiri loka karya atau tidak, ternyata itu adalah keputusan dosen!
Ternyataaaaa, setelah jam pertama berakhir, Lita bertemu dengan dosen Kemahiran Bahasa Arab dan beliau menginformasikan akan masuk kelas siang nanti, pukul 12.30. Yaaaaah :(

To the point.
Jauh hari, Hana sudah mengajak kami ke Jigoku Ramen. Mau traktir katanya, cuma galau tentukan hari. Kemarin sudah berlalu, Selasa masih dijalani dan besok Rabu, Hana akan pulang ke Bogor.
Setelah mengalami perdebatan yang cukup panjang, akhirnya hari itu jadi ke jigoku ramen. Jigoku ramen adalah salah satu ramen tekenal di Bandung. Harganya juga standar, pelayanan sangat memuaskan. Asik deh makan di sana.
Jarak Jigoku Ramen-Jatinangor sangat-sangat jauh. Dari jatinangor, naik damri Jatinangor-Dipati Ukur, turun di jalan WR. Supratman. Sambung lagi dengan angkot (kalau tidak salah) Caheum-Binong-Kebon Kalapa, berwarna hijau kuning.

Tidak ada dokumentasi saat di jigoku, takut kalian iri.
Oiya, di Jigoku ada pacar Lita nyusul. Dia istirahat makan siang dari kantor.

Setelah dari jigoku, naik angkot caheum binong lagi dan tergiur melihat Ibis Hotel. Itu lho, trans hotel, trans studio, trans studio bandung.

Ini oleh-oleh dari TSM. Tidak masuk wahananya. Trans studio memang sedang ada diskon 50% dalam rangka ulang tahun Bandung, khusus warga Bandung. (150.000 jadi 75.000 dihari biasa) Sayangnya, saya sedang tidak jalan dengan warga Bandung. Mau masuk sendirian tak enaklaaah.

saya berfoto seorang diri

saya berfoto di luar Trans Studio

dari kiri: Lita, Saya, Rika

dari kiri: Lita, Saya, Rika

dari kiri: Lita, Hana, Saya

dari kiri: Lita, Hana, Saya

dari kiri: Rika, Saya, Hana, Lita

dari kiri: Lita, Saya, Hana

dari kiri: Lita, Saya, Hana

dari kiri: Lita, Hana, Saya

dari kiri: Lita, saya, Rika

Ya intinya hari itu saya masuk mata kuliah diplomasi budaya, bolos mata kuliah Kemahiran Bahasa Arab dan tidak masuk mata kuliah Kajian Budaya karena dosennya tidak ada.
Pertama kalinya bolos, main-main ke Jigoku Ramen, Trans Studio Mall, dan Kosan Lita._.
Saya sangat sangat sangat senang karena impian saya ke Jigoku Ramen akhirnya tercapai juga.

Kosan Lita di jalan Gatot Subroto, dekat kampus Piksi Ganesha.
Saat pulang, saya naik angkot merah (Elang-Cicadas), turun di Kebon Kalapa. Setelah itu saya naik Soreang-Leuwi Panjang, turun di Margahayu Permai dan dijemput kakak saya. Sebenarnya bisa jalan kaki, hanya saja jaraknya lumayan jauh.
Ongkos ngebolang hari itu damri 6000, angkot caheum 2500 plus 3000, angkot elang 3000 plus 2000, angkot Soreang Leuwi Panjang 4500. Jumlah jamleh 21000 ditambah kemacetan Kopo yang superrrr.

Harga ramen berkisar dari 13000-20000an. Minumannya 5000-9000 (kalau tidak salah).

Saya sangat merekomendasikan jigoku ramen. Enak parah!

Jenuh

Akhir-akhir ini saya merasa lelah tak terarah, kuliah tak betah, dan ingin segera menikah. *eeaa
Awal tingkat tiga adalah titik terjenuh yang pernah saya rasakan. Merasa berada di jurusan yang tidak tepat. Kenapa saya tidak pilih peternakan sebagai pilihan 1? Ah entah, kuliah semakin tidak jelas baik dari materi maupun tugas. Buku pegangan pun tak ada. Tidak tahu apa yang akan saya pelajari esok, esoknya lagi dan selanjutnya. Mau bagaimana saya belajar?
Ingin cepat menyelesaikan studi. Iri juga melihat beberapa teman yang sudah memakai toga, sedangkan saya baru berjalan setengahnya.
Sebulan ini badan terasa remuk, padahal tidak setiap hari saya jaga di kepanitiaan.
Cepat, cepat 17 Oktober ya. Saya lelah.
Aduh, fisik kurang gerak. Hati saya sedang kosong. Kolaborasi dua hal ini juga membuat hidup tak tahu harus bagai mana. Seakan-akan mimpi saya lenyap terbawa oleh mereka. Sur, kamu kenapa Sur akhir-akhir ini?
Cepat bangkit biar cepat lulus. Nanti bebas mau apa saja. Bahkan mungkin bisa pergi ke Hamburg. Iya, Hamburg, Jerman atau Tokyo, Jepang. :"
Seharusnya saya curhat di tumblr. Apa daya, terlanjur. Mungkin nanti postingan ini saya hapus suatu hari nanti.
Maaf blog, maaf saya menjadikanmu tempat pembuangan pikiran yang tidak tepat. Jangan marah ya blog. Biar ga cuma tumblr yang ngerti perasaanku.

Plotting KKN!

sunber: nabihbawazir.com
Anak UNPAD yang sudah menempuh 80 beban sks sebagian besar pasti sedang membicarakan KKN! Yeah, 19 September 2014 adalah opening plotting (pemilihan tempat) KKN. Sudah jauh-jauh hari, saya menanyakan tempat KKN yang enak, berkiblat pada alfamart atau minimarket lainnya, tidak fakir sinyal.
Ada beberapa tempat KKN rekomendasi teman:
1. Desa Sukarasa Kec. Samarang, Garut
2. Desa Sukaratu Kec. Sukaratu Tasikmalaya
3. Desa Pusparaja Kec. Cigalontang Tasikmalaya
Tampaknya Tasik dan Garut adalah rekomendasi karena kebanyakan teman saya KKN di sana. Ada juga rekomendasi di Indramayu. Tapi, entah, kurang minat.

Sebelum plotting tempat, ternyata di PAUS ID bisa dilihat lokasi-lokasi KKN 2014. Ya ampun, Desa Sukarasa Kec. Samarang, Garut tidak ada didaftar. Tapi dua desa lagi ada didaftar. Masih tenanglah.

Untuk meyakinkan desanya, saya iseng bertanya pada kakak. Ya kakak tidak tahu daerah itu semua. Akhirnya saya disuruh mencatat lokasi KKN di Garut dan Tasik. Kakak saya sampai rela bertanya daerah yang strategis pada tukang cukur. Saya sendiri langsung kepikiran tukang cuankie yang biasa lewat rumah, one of my best friend! Ah sayang, saya tidak memiliki kontaknya.

Kakak saya balik ke rumah dan tempat yang paling direkomendasikan tukang cukur adalah Desa Cikadu Kec. Cikalong Tasikmalaya. Katanya daerah ini dilalui oleh angkot dan daerah pesantren juga. Jadi ya aman untuk perempuan. Oke, saya catet!


Jam 11.00. Waktu plotting tempat tiba dan ya ampun, tiap mau log in error teruuuuus. Saya gagal masuk PAUS ID dari pukul 11.00-17.00. Kesel pake banget, badan saya pegal karena duduk terus, mata saya perih terlalu lama menatap layar.
Sedih, takut kehabisan tempat. Beberapa teman sudah bisa memilih lokasi.

Saya aga santai karena janjian bersama salah seorang teman, Nurul. Dia juga belum memilih lokasi.

Lewat pukul 17.00, saya menyerah karena kuota internet sampai pukul itu.

Saya memutuskan untuk daftar jam 3 subuh, sekalian mendaftarkan Nurul.


Jeng jeng jreeeeeeng.

Jam setengah tiga pagi buka PAUS ID alhamdulillah lancar. Tapi tapi tapiiiiiiiiiii, tempat rekomendasi tukang cukur udah FULL BOOKED!!! Rekomendasi lain juga sama. Ya, galau deh ya. Garut tidak ada ruang yang tersisa untuk dipilih, Tasik limited, only Tasik pinggiran! Pangandaran & Ciamis banyak yang masih kosong, Indramayu juga. Aaaaah DAFUQ! Mana yang musti dipilih? :''''''''''''''''''''''''''''

Bingung, saya mencoba meraba-raba. Saya tertarik dengan Desa Pancawangi Kec. Pancatengah Tasikmalaya. Namanya ada kata 'wangi. Insya Allah nyaman, pikir saya WAKTU ITU. Okelah, saya labuhkan pada tempat itu karena saya melihat kuota 3 orang untuk fakultas saya dan saya adalah pemilih pertama di FIB. Sisanya biar bisa dipilih teman (Nurul).

Saat itu saya membuka 2 akun PAUS ID sekaligus, saya dan Nurul. Saya sukses mengklik dan muncul nama-nama:
Nama-nama Peserta KKN di Desa Pancawangi Kec. Pancatengah Tasikmalaya
Tuh, saya ada di nomor 5.

Eh, tapi ngeklik punya Nurul gagal terooooos. Ga muncul namanya. Duh keseeeel, padahal saya coba dari jam setengah 3 sampai jam 5 subuh.

Setelah fix mendapat tempat, saya searching Desa Pancawangi di google dan hasilnya cukup membuat frustasi.



Tampaknya di desa ini banyak kasus kriminalitas. Hanya baca judul. Tidak berani membuka beritanya. Takut semakin frustasi. Langsung galau. Hmmm, saya beranikan melihat Pancawangi di google earth.


Jarak dari rumah (Kopo, Bandung) ke Pancawangi sekitar 116 KM. Dari Tasikmalaya ke Pancawangi sekitar 63,1 kilometer. Parah ga tuh?
Saya berpikir untuk loncat saja ke Samudra Hindia. Eh ternyata Pancawangi aga tengah. Bukan daerah laut ternyata. OH~

To the point aja ya. Setelah melaui proses yang sangat panjang, finally kita pisah. Nurul di Ciamis deket Green Canyon. Dia yang awalnya gamau daerah pantai -_-
Saya yang pengen di daerah pantai, tapi gatau daerah apa ini.

Eh alhamdulillah, ternyata Lita, temen sekelas, nyusul daftar di desa yang sama. Pokoknya setiap desa biasanya ada 20an mahasiswa. PAs saya daftar, yang daftar cuma baru 11.


Ya, semoga KKN Januari nanti menyenangkan! Di mana pun KKN-nya, semoga bisa mengambil pelajaran berharga, penduduk desanya ramah-ramah, kaya sinyal, dan teman-temannya baik serta kompak. Semoga berkah!
Belum beres (maybe).

Ngedit KRS


Duh, liburan udah mau THE END aja. Minggu depan masuk kuliah. Pagi ini baca postingan di fb, katanya matkul KKN atau Kuliah Kerja Nyata udah bisa dipilih. Buru-buru edit KRS (Kartu Rencana Studi) deh ya dan hasilnya yang di atas itu. Saya mengorbankan mata kuliah umum PPKN 2 sks dan mata kuliah jurusan Linguistik 3 yang ngulang karena dapet nilai C. Males juga sih harus ngulang sama adik tingkat. Pengennya nanti ikut semester pendek, tapi rame-rame soalnya banyak banget yang dapet nilai jelek di matkul ini. Hm, kalo males ya si C mungkin akan bertengger di transkrip nilai selamanya. :'(

Ada sisa 1 sks lagi. Sayang banget, ga ada mata kuliah yang cuma 1 sks.

KRS ini bisa berubah lagi sewaktu-waktu sebelum tanggal 4 September. 
Harapan semester ini, IPK naik lagi, kemahiran berbicara nambah dan wawasan bertambah luas.

Semester ini rencananya jadi semester terakhir ikut organisasi dan kepanitiaan. Semester depan pengennya fokus kuliah, les vokal sama cari uang.

Semoga yang disemogakan tidak hanya sekedar semoga dan semoga ngga speak doang.

Curhat Semester Empat


Perasaan, baru kemaren saya ngomongin ipk semester 3, mencurahkan segala bentuk kekecewaan saya di sini. Sekarang, saya juga ingin mencurahkan perasaan saya di sini juga.

Semester 4 ini adalah semester dengan sks paling banyak selama perkuliahan, 24 sks. Ada senangnya karena kalo saya dapet nilai jelek dikit, ipk ga akan terlalu jatuh. Sedihnya, jadwal kuliah dan tugas berbanding terbalik dengan semester-semester sebelumnya. Untuk pertama kalinya saya merasakan rasanya jadi mahasiswa yang selalu dikejar deadline, sementara rasa malas selalu menjadi raja penguasa segalanya.

Selama masa perkuliahan semester ini, agenda saya ini 'kura-kura' alias Kuliah Rapat-Kuliah Rapat bersama SDMK BEM Kema UNPAD. Alhamdulillah, di biro ini kerjanya lumayan santai dan kompak. Bagian ini saya skip ya.


Alhamdulilah, selama perkuliahan di semester ini, saya berusaha mengerjakan tugas seadanya. Bagaimana pun caranya, saya harus mengerjakan tugas. Rata-rata sih, saya mengerjakan tugas H-1 deadline. Bahkan, J-1 deadline alias nyontek. Hmmm..

Gimana sih hasil perkuliahan di semester ini?
Hasil perkuliahan ini, kalo melirik PAUS ID, untuk sementara IP dan IPK yang terjun bebas di semester kemarin naik kembali. Tapi, beberapa mata kuliah yang saya prediksi akan mendapatkan nilai A, malah mendapat nilai B. Hal ini sangat membuat saya harap-harap cemas, karena ada 3 mata kuliah killer belum keluar hasilnya. Jika 2 mata kuliah killer yang masing-masing 2 sks mendapatkan nilai C dan 1 mata kuliah killer dengan 6 sks mendapatkan nilai B, maka IPK saya akan kembali terjun. Saat ini saya hanya bisa terus berdo'a dan berusaha yakin, bahwa 'miracle' bisa saja terjadi.

Sejujurnya, mata kuliah dengan nilai B membuat saya kecewa karena diluar dari prediksi. Sedih, sangat sedih jika mengingat bahwa saya mengerjakan tugasnya sampai berhari-hari dengan penuh kesungguhan. Bisa dibilang, dari awal saya sama dosen ini ga ada 'chemistry' sama sekali sih.  Hm, ah sudahlah. Daripada ngomong yang ngga-ngga, lebih baik saya berdo'a semoga ada keajaiban di 3 mata kuliah killer dan semoga dosen yang tidak memiliki 'chemistry' dengan saya itu tidak menjadi dosen pembimbing saya saat skripsweet karena bisa menghancurkannya menjadi 'skripshit'.

Yang paling utama dari menuntut ilmu bukanlah IP atau IPK, tapi ilmu yang didapat dan bagaimana kita mengamalkannya. Nilai A bisa saja didapat dari hasil mencontek, tapi ilmu yang didapat adalah hasil dari proses.

Mesir atau Sudan?

 Spink Mesir

Sudan entah dimananya

Bisa pergi ke luar negeri adalah salah satu impian saya, salah satunya ke Mesir. Kenapa? Karena saya sedang belajar bahasa Arab saat ini.

Setiap tahun, UNPAD selalu mengirim mahasiswa ke Universitas Canal Suez, Mesir selama kurang lebih 6 bulan untuk belajar bahasa Arab lewat beasiswa sandwich. Mahasiswa yang direkomendasikan untuk berangkat ke sana minimal tingkat 2. Saat ini saya sedang berada di tingkat 2, tepatnya semester 4.

Pertengahan April kemarin telah diumumkan siapa saja mahasiswa yang direkomendasikan oleh jurusan. Yah, sedih sekali saya tidak masuk kedalamnya. Rata-rata mahasiswa yang masuk rekomendasi adalah mereka yang berasal dari pondok, tapi ada juga beberapa orang yang berasal dari sekolah menengah umum. Rekomendasi diajukan berdasarkan IPK mahasiswa (minimal 3,5 ke atas), kemampuannya dalam berbicara bahasa Arab, serta pengetahuannya mengenai dunia Arab (geopolitik). Tidak semua mahasiswa menguasai itu semua. Ada yang IPK besar, tapi tidak terlalu pandai berbicara; mahasiswa IPK standar tapi pandai berbicara; mahasiswa dengan IPK standar, tetapi pengetahuannya luas; mahasiswa yang pandai berbicara dan IPK besar, tetapi wawasannya kurang. Semuanya saling melengkapi. Mahasiswa rekomendasi itu akan dites secara lisan mengenai kesiapannya ke Mesir, pengetahuannya, wawasannya, pokoknya segala perihal tentang dirinya dan Mesir. Kuota untuk pergi ke Mesir sendiri sebenarnya untuk 5 orang, hanya saja jurusan membagi 2 biaya tersebut, sehingga akan diambil 10 orang yang berkompeten. Biaya tambahannya bisa didapat lewat uang pribadi-jika mampu- atau mengajukan proposal ke perusahaan atau pemerintah.

Sudah ya pengenalan informasinya,

Saya ya lumayan berharap untuk bisa pergi ke Mesir. Entah semacam obsesi, nafsu atau niat ingin menuntut ilmu. Hm, mungkin semuanya?

Saya bertekad untuk bisa pergi ke Mesir tahun depan. Saya bercerita pada seorang sahabat yang direkomendasikan ke Mesir, bahwa saya ingin pergi ke Mesir. Saya tidak pernah mau pergi ke Sudan karena menurut desas-desus, Sudan pemandangannya kurang bagus. Sementara, Mesir merupakan salah satu pusat peradaban dan ya saya lihat sendiri bahwa pemandangannya sangat menarik, bangunan-bangunan bersejarah pun sangat antik dan unik. Sahabat saya mengiyakan pernyataan saya tersebut. "Mesir memang keadaan pemandangannya bagus, tetapi secara bahasa, dialeknya begitu kental dan banyak yang tidak sesuai dengan yang kita pelajari. Sementara Sudan, bahasanya hampir sebagian besar sama dengan yang kita pelajari, walau mungkin keadaan pemandangan di sana kurang bagus. Kamu ke sana hanya ingin foto-foto atau memang ingin belajar?"
Hmmm, benar juga apa yang dikatakan oleh sahabat saya yang satu itu. Saya harus meniatkan diri untuk menuntut ilmu, mengupgrade ilmu, bukan hanya untuk mengatakan pada orang-orang bahwa saya pernah ke Mesir lho, saya pernah ke Sudan lho! Bukan, bukan untuk itu!
Saya mulai berpikir kembali mengenai Sudan.

Di tengah kegalauan itu, saya mendapat informasi bahwa UNPAD akan mengirim mahasiswa ke Ombdurman Sudan sekitar bulan September. Siapa yang bertekad kuat dan berupaya keras ingin ke sana, silahkan mendaftar. Universitas Ombdurman sendiri tidak memberikan kuota untuk mahasiswa. Berapa banyak pun mahasiswa yang pergi ke sana, akan sangat diterima dengan tangan terbuka.
Wah wah, ini tidak boleh saya sia-siakan! Saya langsung mendaftar dengan 20 sekian teman lainnya -termasuk teman-teman yang direkomendasikan ke Mesir karena mereka belum tentu lolos seleksi-.

Untuk biaya sendiri, saya tidak punya uang sepeser pun, orang tua saya pun pasti sudah FIX tidak sanggup. Saya harus optimis mencari dana ke sana kemari bersama teman-teman, membuat proposal pada perusahaan atau instansi pemerintah. Dalam waktu empat bulan, saya harus bisa mengumpulkan uang sebesar 55 juta. Saya juga harus mulai bisa mengubah cara berpakaian saya yang senang menggunakan celana karena di Sudan, perempuan tidak boleh memngenakan celana.

Semoga Allah memberikan saya jalan untuk pergi ke sana. Saya janji, saya akan bersungguh-sungguh! Jika teman-teman saya bisa berangkat ke sana, maka saya juga bisa! Insya Allah, biidznilah.  :)