Spink Mesir
Sudan entah dimananya
Bisa pergi ke luar negeri adalah salah satu impian saya, salah satunya ke Mesir. Kenapa? Karena saya sedang belajar bahasa Arab saat ini.
Setiap tahun, UNPAD selalu mengirim mahasiswa ke Universitas Canal Suez, Mesir selama kurang lebih 6 bulan untuk belajar bahasa Arab lewat beasiswa sandwich. Mahasiswa yang direkomendasikan untuk berangkat ke sana minimal tingkat 2. Saat ini saya sedang berada di tingkat 2, tepatnya semester 4.
Pertengahan April kemarin telah diumumkan siapa saja mahasiswa yang direkomendasikan oleh jurusan. Yah, sedih sekali saya tidak masuk kedalamnya. Rata-rata mahasiswa yang masuk rekomendasi adalah mereka yang berasal dari pondok, tapi ada juga beberapa orang yang berasal dari sekolah menengah umum. Rekomendasi diajukan berdasarkan IPK mahasiswa (minimal 3,5 ke atas), kemampuannya dalam berbicara bahasa Arab, serta pengetahuannya mengenai dunia Arab (geopolitik). Tidak semua mahasiswa menguasai itu semua. Ada yang IPK besar, tapi tidak terlalu pandai berbicara; mahasiswa IPK standar tapi pandai berbicara; mahasiswa dengan IPK standar, tetapi pengetahuannya luas; mahasiswa yang pandai berbicara dan IPK besar, tetapi wawasannya kurang. Semuanya saling melengkapi. Mahasiswa rekomendasi itu akan dites secara lisan mengenai kesiapannya ke Mesir, pengetahuannya, wawasannya, pokoknya segala perihal tentang dirinya dan Mesir. Kuota untuk pergi ke Mesir sendiri sebenarnya untuk 5 orang, hanya saja jurusan membagi 2 biaya tersebut, sehingga akan diambil 10 orang yang berkompeten. Biaya tambahannya bisa didapat lewat uang pribadi-jika mampu- atau mengajukan proposal ke perusahaan atau pemerintah.
Sudah ya pengenalan informasinya,
Saya ya lumayan berharap untuk bisa pergi ke Mesir. Entah semacam obsesi, nafsu atau niat ingin menuntut ilmu. Hm, mungkin semuanya?
Saya bertekad untuk bisa pergi ke Mesir tahun depan. Saya bercerita pada seorang sahabat yang direkomendasikan ke Mesir, bahwa saya ingin pergi ke Mesir. Saya tidak pernah mau pergi ke Sudan karena menurut desas-desus, Sudan pemandangannya kurang bagus. Sementara, Mesir merupakan salah satu pusat peradaban dan ya saya lihat sendiri bahwa pemandangannya sangat menarik, bangunan-bangunan bersejarah pun sangat antik dan unik. Sahabat saya mengiyakan pernyataan saya tersebut. "Mesir memang keadaan pemandangannya bagus, tetapi secara bahasa, dialeknya begitu kental dan banyak yang tidak sesuai dengan yang kita pelajari. Sementara Sudan, bahasanya hampir sebagian besar sama dengan yang kita pelajari, walau mungkin keadaan pemandangan di sana kurang bagus. Kamu ke sana hanya ingin foto-foto atau memang ingin belajar?"
Hmmm, benar juga apa yang dikatakan oleh sahabat saya yang satu itu. Saya harus meniatkan diri untuk menuntut ilmu, mengupgrade ilmu, bukan hanya untuk mengatakan pada orang-orang bahwa saya pernah ke Mesir lho, saya pernah ke Sudan lho! Bukan, bukan untuk itu!
Saya mulai berpikir kembali mengenai Sudan.
Di tengah kegalauan itu, saya mendapat informasi bahwa UNPAD akan mengirim mahasiswa ke Ombdurman Sudan sekitar bulan September. Siapa yang bertekad kuat dan berupaya keras ingin ke sana, silahkan mendaftar. Universitas Ombdurman sendiri tidak memberikan kuota untuk mahasiswa. Berapa banyak pun mahasiswa yang pergi ke sana, akan sangat diterima dengan tangan terbuka.
Wah wah, ini tidak boleh saya sia-siakan! Saya langsung mendaftar dengan 20 sekian teman lainnya -termasuk teman-teman yang direkomendasikan ke Mesir karena mereka belum tentu lolos seleksi-.
Untuk biaya sendiri, saya tidak punya uang sepeser pun, orang tua saya pun pasti sudah FIX tidak sanggup. Saya harus optimis mencari dana ke sana kemari bersama teman-teman, membuat proposal pada perusahaan atau instansi pemerintah. Dalam waktu empat bulan, saya harus bisa mengumpulkan uang sebesar 55 juta. Saya juga harus mulai bisa mengubah cara berpakaian saya yang senang menggunakan celana karena di Sudan, perempuan tidak boleh memngenakan celana.
Semoga Allah memberikan saya jalan untuk pergi ke sana. Saya janji, saya akan bersungguh-sungguh! Jika teman-teman saya bisa berangkat ke sana, maka saya juga bisa! Insya Allah, biidznilah. :)
hemm, menarik.. sudan memang terkenal dengan bahasanya yang fushah, dibandingkan dengan negara arab lainnya.
BalasHapusiya betul banget. wah anta tastati' an takallam al-lughah al-arabiyyah? :D
BalasHapusDan pada akhirnya Tuhan menjawab semua doa muu surii......
BalasHapusKeep spirit until February 15
Hahaha iya. Makasih partner! Semangat juga ya PSMnya Diki! Sebenernya pengen keliling dunia bareng PSM UNPAD :")
HapusHahaha iya. Makasih partner! Semangat juga ya PSMnya Diki! Sebenernya pengen keliling dunia bareng PSM UNPAD :")
Hapus