Resolusi 2016


"Bang, mau ijab kabul di Masjid Sultan Hasan atau Rifa'i?"
(Suri saat berfoto diantara Masjid Sultan Hasan dan Rifa'i, Kairo. Dokumen pribadi)

Sudah dua kali ini saya kepepet hujan air mata. Alasannya apa lagi kalo bukan pengen nikah. Konyol sih, seasrama aja pada ketawa. Gimana ga ketawa, mereka tahu seumur-umur waktu kuliah saya ga pernah pacaran atau jalan bareng cowo. Gimana mau nikah? Serius kamu pengen banget nikah? Trust me, look into my eyes. I’m serious!

Awalnya cita-cita saya nikah 2017. Jersey saya nomor 17 karena pengen nikah 2017, tapi Mesir mengubah segalanya. Musimnya yang dingin, kejadian-kejadian yang memaksa saya untuk berpikir lebih dewasa membuat saya berani membuat sebuah keputusan: “Nikah fix jadi resolusi saya di tahun 2016”.

Jodoh itu diupayakan. Upayakan dengan memantaskan. Saya tidak pernah tahu, apakah Allah akan mengabulkan do’a saya dengan cepat atau tidak, yang saya camkan dalam hati adalah
     فإذا عزمت فتوكل على الله إنه يحب المتوكلين
Artinya: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali- Imran: 159)

Walau saya tidak memiliki pacar, saya juga yakin,
ويرزق من حيث لا يحتسب و من يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل شيء قدرا.
Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Yakin mau nikah? Orang tua udah ngerestui? Wajar sekali teman-teman bertanya seperti itu, Pernikahan itu bukan hanya antara "aku dan kamu". (Mau gimana aku dan kamu, kamunya aja belum ada). Pernikahan itu menyatukan dua keluarga. Alhamdulillah, kedua orang tua saya pengertian  dan sangat bijak. Insya Allah mereka setuju kapan pun saya menikah. Maklumlah, mereka sangat tahu jika keinginan saya A ya harus A. 

Datang lagi pertanyaan untuk saya, "Kalo saat ini ada tiga cowo yang suka sama kamu, kamu mau pilih yang mana? Jawaban saya simple, siapa yang paling cepat datang melamar, kemudian saya istikharah. Insya Allah disitu saya akan mendapatkan jawaban. Menurut saya, laki-laki yang akan jadi jodoh kita itu feel-nya pasti beda. Ketika kakak saya membawa calon suaminya saat masih pacaran, feel ke sayanya juga beda. Saya aja langsung bilang yes. Apalagi nanti untuk laki-laki yang akan memperistri saya. Insya Allah auranya beda ya. Hahaha. 

Andai pertanyaan temen saya soal ada tiga orang yang suka sama saya itu bener. Sayangnya itu cuma andai. Terkadang menjomblo lebih dari lima tahun itu membuat saya merasa tidak dicintai oleh lelaki. Tapi, untung saya sadar bahwa cinta, kasih sayang ayah, ibu, kakak-kakak, dan keponakan itu sangat lebih dari cukup untuk saat ini.



Semoga saja tahun depan, 2016, ada pria soleh yang husband-able, future father yang langsung datang ke rumah. Maenannya lamaran, nikahan. Aamiin.

Untuk suami dan ayah bagi anak-anak saya di masa berikutnya, saya harap kamu sedang tidak sibuk menggoda dan menjaga wanita yang bukan mahramnya, semoga kamu adalah pria yang selalu merindu panggilan lima waktu, yang mendirikan shalat berjamaah, yang bacaan Qur'annya tartil menggetarkan hati, yang menjemput nafkah penuh berkah, teguh memegang janji sehidup semati, dan bisa membawa saya dan anak-anak menuju surga-Nya kelak.

Untuk kamu, di sini saya sabar menanti, menyibukan diri dengan kitab suci. Semoga hati yang berlainan dipertemukan dan dipersatukan oleh Tuhan. 2016.


Sabtu, 5 Desember 2015
18.54 waktu Ismailia
Ditulis sambil mendengarkan lagu Sempurnalah Cinta Andien - Marcell

0 komentar:

Posting Komentar