Relasi

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna diantara makhluk ciptaann-Nya yang lain. Akan tetapi, bagaimana pun juga manusia tak mampu melakukan segala sesuatunya seorang diri. Manusia adalah makhluk sosial yang pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Maka dari itu, manusia harus saling tolong menolong. Sebagaimana dalam kutipan Surat Al-Maidah ayat 2:
   وتعاونوا على البر والتقوى, ولا تعاونو على الإثم والعدوان, واتقواالله , إن الله  شديد العقاب
"Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kamu menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah amat berat siksanya."

Dalam tolong menolong ini, otomatis manusia membutuhkan relasi atau hubungan yang harmonis dengan sesamanya. Semakin banyak relasi, maka semakin besar peluang pertolongan Allah melalui perantara makhluk-Nya saat manusia berada dalam kesusahan.

Banyak orang yang mengatakan bahwa saya adalah pribadi yang hangat, humble, dan easy going. KATANYA, IYA KATANYA. Di kampus pun, saya berusaha bersikap ramah kepada semua orang. Saya berusaha mencari banyak kenalan, baik di organisasi yang saya ikuti, maupun diluar itu. Setiap bertemu dengan mereka, saya berusaha menyapanya. Terkadang, saya menyapa orang yang baru saya kenali dengan memanggil namanya. Itu bisa membuatnya merasa dihargai. Saya percaya, bahwa suatu saat saya akan membutuhkan pertolongan mereka atau mungkin sebaliknya.

Saat saya putus asa tidak diterima di PTN, saya disuruh melamar kerja oleh ibu. Katanya, saya tidak boleh terus-terusan berdiam diri di rumah. Saya harus memperluas pergaulan. Akhirnya, saya menurutinya dan memang benar, memiliki banyak relasi itu sangat berguna. Apalagi dalam menjalankan bisnis jual kerupuk dan jual pulsa. :p Tidak hanya itu, saya juga memiliki banyak teman yang bisa diajak bicara dan tukar pikiran.

Setelah saya masuk kuliah, terkadang saya mengunjungi tempat saya bekerja dulu. Jika saya berbelanja di sana, teman saya selalu memberikan diskon karyawan, sama saja ketika saya bekerja di sana. Padahal, saya bukan pegawainya lagi. Punya relasi, belanja bisa jadi murah :)

Masih kisah di tempat kerja yang dulu, saya mengunjunginya lagi. Tempat kerja saya adalah toko perlengkapan bayi hingga anak-anak. Bahkan baju orang dewasa juga ada, hanya saja tidak banyak. Bangunan toko tempat saya bekerja menyatu dengan supermarket yang lumayan besar. Saya belanja ke supermarket dan setelahnya, saya mengunjungi toko tempat saya pernah bekerja. Di sana saya membuka barang belanjaan yang membuat saya penasaran, micro SD handphone. Saya membukanya di tempat penitipan barang dan di sana ada seorang satpam wanita, tetapi gayanya lebih mirip lelaki ikut nimbrung melihat apa yang saya buka. Tampaknya beliau satpam baru. Selain itu, ada saudara saya juga yang memperhatikan, berdiri tak jauh dari tempat saya berdiri sedang stand by sebagai kasir.
Saat melihat micro SD, saya kaget bukan main karena ukurannya lebih besar dari biasanya. Saya masih berpostif thinking,"Ah mungkin itu tempat micro SDnya soalnya micro SD sebelumnya juga ada tempatnya dan ya sebesar ini," gumam saya sendiri.
Ibu satpam ikut nimbrung,"Neng, kok itu kaya micro SD kamera?"
Saya tidak menghiraukannya dan kembali mengucapkan gumaman saya.

Sudah agak lama mengotak atik micro SD itu. Tidak bisa dibuka dan tampaknya tidak ada isi di dalamnya. Saya mulai cemas. Ibu satpam, saudara saya yang kasir dan kasir satu lagi teman saya, menyarankan saya untuk menukarkannya dengan micro SD yang lain. Namun, saya tetap saja menolak dan berkata,"Micro SD ini biar dicoba di rumah saja."
"Tadi, saat saya membeli micro SD, saya meminta micro SD untuk android merk Sandisk 8GB, tapi mbaknya bilang kalo merk itu lagi kosong. Terus, saya tidak mau, tapi aneh, si mba malah memberi saya sandisk 8 GB. Saya heran, katanya tadi tidak ada, tapi ini yang diberikan si mba sandisk 8 GB. Tanpa pikir panjang, saya langsung bayar di kasir dan membukanya di sini."

"Atuh tukerin aja neng kalo gitu mah," Ibu Satpam berusaha memberi solusi.
"Ngga, gausah bu, beli yang baru aja. Lagian ini salah saya yang ga meriksa kalo ini micro SD kamera."
Ibu satpam tampak greget pada saya,"Gimana kalo ibu tukerin?"
"Gausah bu, ini kan salah saya."
"Kamu kalo beli lagi, ini ga akan kepake dan uang kamu bakal abis berapa coba. Hayu, tukerin, mumpung masih baru. Ibu anter."
Saya bersikukuh tidak mau. Tapi, pada akhirnya micro SD yang sudah dibuka bungkusnya itu dibawa sama ibu satpam. Ibu satpam mulai bernegosiasi dengan pihak supermarket. Bahkan sampai bernegosiasi pada managernya.
Ibu satpam kembali lagi,"Sandisk 8 GB mah ga ada neng, ada juga merk lain. Hayu geura sama neng ke sananya biar jelas."
"Ibu, kenalan dulu atuh," ujar saya.
Si ibu menyebutkan namanya. (Kalian gausah tahu namanya ya).
Saya pun menyebutkan nama saya.
Akhirnya saya menuruti permintaan si ibu. Saya ke supermarket itu dan ditangani langsung oleh managernya. Saya kira mereka akan marah, tetapi mereka hanya cengar cengir saja. Akhirnya saya menukarkan sandisk 8GB dengan v-gen 16GB. Saat di kasir saya kaget karena sisa uang saya masih banyak. Sebagai tanda terima kasih pada si ibu, saya menyuruh si ibu membeli apa yang dia mau. Dia meminta rokok gudang garam. Uang saya masih sisa banyak juga.

Mungkin semuanya akan berbeda jika saya sendiri yang menukarkannya. Ini adalah kesalahan saya dan kesalahan pramuniaga. Saya memang orang yang selalu terburu-buru jika membeli sesuatu.
Tanpa si ibu, saya hanyalah butiran debu. Sampai saat ini, saya selalu teringat jasa ibu satpam itu. Namun sayang, sampai saat ini saya belum pernah melihat beliau lagi. Pasti saja sedang kebagian libur atau si ibu telah pulang kerja.

Yap, penting banget kan punya relasi. Banyak banget hal positif dan keberkahan yang didapat saat memiliki relasi. Sayangnya, gabisa saya ceritain semuanya di sini.
So, masih ragu buat memperluas relasi? Jangan punya relasi kalo kamu ngerasa ga akan pernah butuh bantuan orang lain!

3 komentar: