"Some people want to uninstall 2020 because there are so many viruses, but i choose to update to new version." -Ibu Suri-
Tidak terasa, sudah 3 bulan sekian hari berstatus sebagai pengangguran yang setiap harinya aktif sebagai sobat rebahan atau bahasa kerennya horizontal body battery saving mode. Ini adalah rekor jobless terlama. Hal ini membuktikan bahwa kita adalah apa yang kita pikirkan. Maksudnya gimana nih Ibu Suri? Kurang lebih dalam waktu 3 bulan ini, saya berpikir untuk tidak bekerja terlebih dahulu dan Allah itu Maha Mengabulkan, sesuai prasangka hamba-Nya. Entahlah, rasanya ingin di rumah saja. Kerja enggan, usaha belum banyak berjalan.
Rasanya gimana nganggur? Leha-leha itu NIQMAD BANGEUUUD, tapi MALU oleh rang orang sekitar. 🤣🤣🤣
Saya ingin memutar ulang waktu, apa saja yang sudah saya lakukan selama 3 bulan ini. Tidak bermaksud pamer, tapi ini sebagai muhasabah diri yang semoga saja membuat saya berterima kasih, menghargai diri sendiri, dan mencoba lebih baik lagi setiap harinya. Let's check this out!
1. April-Mei 2020
Well, pasca stop routing forevah 13 April 2020, pikiran saya berpikir dan meminta pada Allah untuk istirahat terlebih dahulu. Di masa ini juga merupakan masa menata hati yang ambyar mengetahui perusahaan yang mendadak bangkrut. Rencana kerja di HOOQ sampai ketemu jodoh ternyata ngga terealisasi. Eh tapi, waktu saya jenuh kerja saya pernah bilang gini lho ke Teh Nila, "Kayanya saya pengen udahan aja. Pengennya sih abis lebaran udah ga di sini lagi."
Dasar Suri, frekuensi hatinya fluktuatif. Hari ini ngomong A, besoknya ngomong B. Ternyata Allah ijabah statement pertama. So, dari sini saya mulai belajar kalo Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ngomong harus lebih hati-hati lagi dan berusaha membiasakan afirmasi positif seperti, "Jutaan orang memiliki kisah cinta yang bahagia, begitu pula dengan saya. Saya yakin Allah bakal mengabulkan do'a saya yang meminta menikah di usia 27 tahun bagaimana pun caranya. Ini adalah salah satu muara impian, muara bahagia. Saya percaya, Ya Rabb."
Di bulan ini juga hadir bulan mulia. Ingin sekali fokus beribadah pada Allah. Allah ijabah lagi. Di bulan ini saya banyak beryoga, beres-beres rumah, belajar memasak hampir setiap berbuka -bisa masak udang saos padang adalah sebuah prestasi-, membuat kue sagu keju, putri salju, semprit, bola susu, stick bawang, nonton The World of The Married yang hits itu -ini nih salah satu penghilang pahala puasa, tapi nontonnya setelah berbuka haha-, ikut kuliah online atau kajian online via zoom. Kurang lebih begitulah aktivitasku.
2. Juni 2020
Jiwa wirausaha ku coba hadirkan kembali. Ada rasa trauma mendalam menjadi seorang pengusaha atau berjualan. Ceileeeeh. Setelah jadi telemarketing di tahun 2017, saya menghindari jual beli. Ingin jadi karyawan biasa sajalah. Cari aman. Agak sedikit trauma dengan penolakan dari pelanggan. Maklum, pelanggan kartu Halo mulutnya pedes-pedes kebanyakan. Apalagi pejabat-pejabat yang sibuk.
Ketika saya akan mencoba berjualan dan wirausaha, pertanyaan yang saya tanyakan adalah "Ya Allah, emang ada ya yang mau beli jualan saya? Gimana kalo dagangannya ga ada yang beli?" Dan pertanyaan overthinking lainnya.
Astaghfirulloh. Maafkan saya Ya Rabb.
Dannnnn di awal-awal jualan memang kaya jualan di kuburan, sepi banget. Posting di WA, instagram, tapi belum ada pembeli. Yang nanya paling 1 atau 2 orang. Ah mungkin lagi covid aja kali ya.
Pertama, agak sedikit malu jualan. Mungkin karena udah lama ga jualan, jadi ya rasanya awkward aja gitu. Padahal, dari dulu saya memang seneng nyepam buat status ga jelas lho di WA atau IG. Haha.
Rasanya, bener-bener butuh orang buat beli jualan kita tanpa adanya rasa kasihan karena kena PHK. Selama masih kerja jadi karyawan, bodo amat dengan temen yang jualan, apalagi kalau harganya lebih mahal dari yang biasa kita beli di luar sana, pasti saya gamau beli haha. Kejammm.
Setelah berada di posisi ini, rasanya ingin men-support jualan teman dengan membelinya berapa pun harganya, selagi masih punya uang. Walaupun harganya agak mahal, setidaknya kita sudah ikut melariskan jualan teman dan memperpanjang silaturahmi. Pastinya, kalau kita ikhlas membeli dagangan teman, insya Allah keberkahan rezeki juga akan hadir dan dipermudah pada rezeki-rezeki berikutnya. Itu sih yang saya rasakan.
Jualan juga mengajarkan saya untuk belajar fast respond & ramah dalam membalas chat orang-orang. Nah, mungkin nanti akan saya bahas pada ruang tersendiri soal ini.
3. Juli 2020
Di bulan ini, alhamdulillah bisnis perlahan-lahan berjalan. Ini menjawab pertanyaan saya sebelumnya. Memang ada ya orang yang mau beli jualan saya?
Honestly, saat ini saya lumayan berpikir, mau jualan apa ya? Jual apa aja yang ada deh.
Sementara ini saya jual tumbler custom, labu kuning, kopi, madu JSR-nya dr. Zaidul Akbar. Tapi, sekarang dr. Zaidul Akbar udah buka tokonya 24 jam. Dulu, sistem belanja di toko beliau itu ya open order di hari dan jam tertentu. Jadi, semua orang belum tentu kebagian madu atau barang yang ingin dibeli. Eh tapi, Allah itu Ya Razzaq, Maha Pemberi Rezeki, ada saja yang beli madu ke saya walau harganya sedikit lebih tinggi. Ada yang darurat butuh madu dalam waktu yang cepat dan ada yang melihat saya sebagai teman. Kalo order di dr. Zaidul Akbar, pengiriman H+2 transfer. Kalo order di saya, bisa COD, gratis ongkos kirim, apalagi kalo belanjanya di Shopee. Mahabaik-nya Allah. Alhamdulillah 'alaa kulli haal.
FYI, konon katanya -dalam status seorang teman-, hasil riset mengatakan, bahwa normalnya seseorang baru akan membeli apa yang kita jual setelah melihat postingan produk kita selama 16 kali. So, tetap semangat posting ya. Gapapa dibilang nyepam juga. Biaya hidup tidak ditanggung orang cuy!
Di bulan ini juga saya mulai menghadirkan kebiasaan membaca setiap hari lagi. Kemarin-kemarin memang berusaha baca, tapi belum istiqamah setiap hari.
Kenikmatan waktu luang juga menambah kuantitas dan kualitas ibadah. Ini yang harus dijaga. Sebagai seorang hamba yang terpilih memiliki waktu luang yang banyak, kita harus tegas terhadap diri sendiri. Jangan sampai ibadah kita berantakan dan usahakan di awal waktu. #selfreminder
Misal, shalat duha yang biasanya hanya 2 atau 4 rakaat, sekarang jadi 12 raka'at. Malas? Bismillaaah. Allahumma paksakeun.
Di bulan Juli ini agak sedikit was-was. Uang di rekening semakin menipis dan nampaknya harus mulai punya penghasilan tetap lagi. Inginnya sih nikah, ada yang menafkahi gitu. Tapi, apakah niat menikah hanya agar tidak bekerja? Tidak boleh seperti itu, Ferguso. Niat menikah itu harus kuat bernilai ibadah. Wanita memang tidak memiliki kewajiban mencari nafkah dalam berumah tangga, tetapi kita tidak pernah tahu bagaimana perekonomian keluarga baru kita setelah menikah. Apakah akan makmur sejahtera ataukah merangkak dari bawah. Kita harus siap dengan segala keadaan dan badai yang menghampiri. Harus kuat, latihan dari sekarang. :')
Balik lagi ke status pengangguran. Punya waktu luang itu memang melenakan. Ada masanya dimana males ngapa-ngapain. Tapi, rek kitu wae?
Kita boleh memberikan ruang santai pada saat-saat tertentu. Terkadang tubuh dan pikiran terasa letih, jenuh, engga ngerti maunya apa. Sesekali silakan manjakan diri. Tapi, jangan sampai kebablasan.
Masa pengangguran ini adalah masa dimana kembali menata mimpi, merangkai satu persatu puzzle kehidupan, belajar optimis kembali. Terkadang galau menghampiri. Namun, tahukah klean-klean, kenapa biasanya galau tiba-tiba hadir? Karena ngga tau apa yang musti dilakuin dan ya tadi, tidak tegas terhadap diri sendiri, terkadang tidak menyandarkan hidup pada Allah sehingga terjadi kecemasan yang berlebihan.
Akhirul kalam, bagaimana pun penilaian orang terhadap pengangguran seperti saya yang selalu ada di rumah aja, ketahuilah bahwa hanya kita yang tahu keadaan diri yang sebenarnya.
Semoga para pencari kerja segera menemukan pekerjaan yang halal dan berkah, pewira usaha dimudahkan dan dilariskan dagangannya, yang mencari jodoh segera bermuara pada pertemuan.
Bandung, 19 Juli 2020
09.45 WIB
Hari Minggu yang cerah dan ditemani kokokan ayam
0 komentar:
Posting Komentar