Tindakan preventif ini lebih cepat sebelum adanya hastag #dirumahaja, bahkan lebih dulu daripada perusahaan-perusahaan lain. Saya acungi jempol pada perusahaan untuk hal ini.
Sebagai informasi, perusahaan saya sudah menerapkan work from home sejak lama. Bahkan, memang ada bagian tertentu yang boleh work from home seperti QA, Subtitle QA, Tech Team, bahkan CS.
Untuk CS sendiri, biasanya ada syarat dan ketentuan berlaku agar bisa work from home. Target kerja harus mencapai goal yang perusahaan inginkan. Namun dalam situasi darurat seperti ini, peraturan tersebut diterabas demi keselamatan umat manusia. Laptop bisa dibawa ke rumah juga. Jadi, untuk apa perusahaan mengambil resiko untuk tidak mengizinkan work from home. Sepertinya, listrik kantor jadi hemat juga. Sebenarnya, perusahaan masih mengizinkan karyawannya untuk datang bekerja ke kantor. Akan tetapi, karyawan harus memakai masker, rajin cuci tangan, dan melakukan tindakan pencegahan lainnya.
Yang saya pikirkan selama work from home, OB di kantor. Kayanya mereka kesepian banget deh harus beres-beres kantor dengan jumlah karyawan yang masuk hanya satu atau dua orang. Kayanya ga ada piring atau gelas yang harus dicuci karena biasanya juga karyawan di kantor pada mandiri. Hahaha.
Work from home bukan berarti menghilang dari peredaran ya. Karyawan harus tetep update dengan membaca informasi-informasi di Slack, harus stand by dan bisa dikontak kapan pun, baik itu via WA, Viber, atau pun Slack.
Untuk meeting atau huddle juga dilakukan secara online via google meet. Pokonya, koordinasi tetap menjadi koentji.
Kesan-kesan work from home itu enak, betah, nyama banget dong. Saya sih wfk, work from kasur. Hahaha.
Saya work from home tethering dari HP lho guys dengan menggunakan provider 3. Modal saya kuota internet 32 GB 75ribu. 15 GB jam 01-17, 500 MB/hari dan 2 GB. Totalin aja, semuanya 32 GB kok. Terima kasih ya 3, jaringan di rumah saya bagus banget lho. Lebih bagus dari Telkomsel. Hahaha.
Jadi, kerja bisa sambil rebahan, makan. Sebenernya di kantor juga bisa sih kalo rebahan atau sambil makan mah. Tapi, di kantor kan ada rasa malu-malu kucing. Hahaha.
Kekurangannya, ya ga ada temen ngobrol. Hmmmmmm. Paling chat-chatan sama temen.
Kelebihan work from home ya hemat waktu. Biasanya, harus menyiapkan waktu untuk siap-siap pergi ke kantor dan siap-siap mental juga macet-macetan di jalan Kopo.
Sekarang, bisa siap-siap ngantor lebih lambat. Btw, semenjak WFH malah rajin mandi 2x sehari lho. Lebih terasa enak juga ke badan. Hahaha.
Kalau work from office ya harus bawa bekal. Mau gamau ya makan nasi dingin atau angetin makanan via microwave.
Kalau di rumah insya Allah makanannya selalu hangat, jadi terasa lebih nikmat.
Istirahat juga bisa dijadikan sebagai sarana boci alias bobo ciang.
Walaupun bekerja di rumah adalah surga, saya harap wabah corona ini cepat berakhir agar kekhawatiran masyarakat bisa berkurang, bahkan hilang.
Nantikan cerita selanjutnya terkait work from home atau yang lainnya ya.
Tulisan ini itung-itung pelemasan jari aja karena udah lama ga nulis di blog terzheyeng ini. Sayang juga kan blog yang udah dibuat dari 2013 tapi pada akhirnya harus usang. Wqwq.
Bandung, 20 Maret 2020
Waktu males nyeduh kunyit, jahe dan madu sampai akhirnya diganti pake garam himalaya dan madu.
0 komentar:
Posting Komentar