Pembaca setia blog saya pasti sudah tahu kan resolusi
terbesar saya tahun ini. Iya, nikah. Saya iseng baca lagi postingan entah itu
blog, status LINE, Path, foto instagram, semuanya tentang nikah, jodoh, jomblo
ngenes, atau hal-hal baper dari tahun 2013. Oh My God, sepertinya cita-cita
nikah ada sejak tahun itu, tapi hanya sebatas guyonan agar “dilike” orang-orang
(Jika harus membayangkan pernikahan itu seperti apa, jujur saya masih ngeri).
Kan kalo ada yang like suka ada notifnya dan bikin hp bunyi. Seengganya obat hp
sepi. Saya sering kok di LINE cowo, iya, di LINE Dadang Konelo. Diam-diam
follow doi biar ga sepi. L
Niat benar-benar ingin menikah sebenarnya baru-baru saat di
Mesir. Awal tiba di sini, sebut saja Jiji sering mengontak saya. Aduhai,
ternyata Suri masih laku dan ada yang mau. Senang sangaaaat senang. Ada
ketakutan dalam diri saya, Jiji perhatian dan sering meminta ingin menelepon,
tapi sering saya tolak. Dia juga pernah bilang saya cantik. Ah elah, padahal
dia tahu wajah saya bolong bagaikan rembulan. Takut ditembak dan diajak pacaran
sama Jiji, akhirnya saya curhat pada Kang Tora, senior dari Psikologi. Kang
Tora menyarankan saya (jika itu terjadi), bilang saja saya ingin menikah,
membentuk keluarga kecil yang islami. Laki-laki suka ditantang katanya. Tapi,
saya takut jika doi belum siap dan meninggalkan saya. Memang benar-benar
terjadi, aaaaaah love is ended before it’s begun.. Hanya satu bulan saya dan
Jiji bekomunikasi.
HP sepi kembali.. Awal-awal lost contact dengan Jiji memang
sama dengan yang lain. Sedih, nangis di asrama.. Jadi teringat statement
seorang teman: Kamu itu selalu beruntung, tapi selalu sial dalam urusan cinta.
Ah, statement teman saya itu lebih cocok dijadikan angin lalu. Mungkin memang
belum jodohnya saja.
Apa yang kurang dalam diri saya? Ufakkir.. Ufakkir.. Saya
berpikir.. Kurang cantik, tinggi? Heh, gini-gini juga ciptaan Allah! I’m
beautiful no matter what they say, words can bring me down.
***
Sore itu kakak ketiga saya menelepon via LINE karena
mendengar berita saya sakit. Ya akhirnya kami berbincang layaknya kakak dan
adik.
Di tengah percakapan kakak saya bertanya, “Usi (panggilan di
rumah) kunaon ngomong jodoh Usi dikutuk jadi batu?”
“Eh maksudnya?” Saya bingung tidak mengerti.
“Iya, kata si Rima kamu nulis kaya gitu di internet. Si emak
ngagukguk ceurik, katanya kenapa ini anak sampai berpikir jodohnya dikutuk jadi
batu segala. Papatahan, titah loba maca istighfar. Kasian si emak nangis.”
Saya langsung ngeuh.
“Oh iya, pernah update foto di instagram. Posenya saya
sedang menemplokan tangan pada batu yang berpahatkan manusia di San El-Hagar
dengan caption: Pantesan belum ketemu-ketemu, apa jodoh saya dikutuk jadi batu?
Itu saya ngomong kaya gitu kok, canda doang. Di bawahnya lagi kan ada do’a. Rabbi
laa tadzarnii fardan wa anta khairul waaritsiin. Ya Tuhan, janganlah Engkau
membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah pewaris yang paling baik. (QS.
Al-Anbiya: 89) Itu do’a Nabi Zakaria yang sudah sangat tua dan sangat
mengharapkan keturunan. Secara teori, Nabi Zakaria tidak mungkin memiliki
keturunan karena sudah sangat sepuh dan istrinya mandul, tapi Allah kabulkan
doanya dan Allah sendiri yang memberikan nama Yahya. Ya, Nabi Yahya sebagai
penerus Nabi Zakaria.”
Ini lanjutan Al-anbiya ayat 90: “Maka Kami memperkenankan do’anya,
dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat
mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami
dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”
Guys, memang ada-ada aja ya. Kita posting apa, yang sampai
ke orang tua apa. Wajar, wajaaar sekali jika orang tua saya menangis. Mungkin mereka
khawatir dan menyangka saya sudah putus asa dalam mendapatkan jodoh. Orang tua
kan tahu saya pernah dekat dengan Jiji dan sekarang sudah menjauh. Mungkin
gara-gara itu mereka menyangka saya yang tidak-tidak.
foto Suri yang kontroversial |
Keesokan harinya saya menelepon emak dan bapak untuk
menjelaskan persoalannya dan meminta maaf. Kata emak, jangan ngomong
sembarangan lagi, apalagi kalo sampe dipasang di media sosial. Aaaah, emak dan
bapak ini memang tidak tahu jika saya ini dikenal sebagai Raditya Dhika versi
cewe, orang yang humoris di mata teman-teman. Diakhir percakapan, emak bapak
bilang bawa saja ke rumah jika sudah ada calon. Belum ada makkk belum adaaaa.
Sabarrrrr.
***
Mungkin postingan-postingan baper soal jodoh harus
dikurangi. Apalagi yang menunjukan guyonan “keinferioran atau merendahkan diri
dan menunjukan bahwa saya jones” dalam mendapatkan jodoh. Pemikiran orang kan
berbeda-beda, mungkin banyak orang yang mengartikan saya “desperate in love”.
Ngga kok guys, “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)
Jadi mungkin ngga nih nikah 2016? Sangat mungkin. Ingat, ke
Mesir saja yang hampir galau setengah mati dan keliatan ga mungkin, tiba-tiba
Allah kirimkan “bunda” di detik-detik terakhir pengumpulan uang tiket pesawat.
2016 baru terlewati 13 hari. Mungkin saja hari-hari
berikutnya ada kejadian yang sangat dahsyat yang mendekatkan saya pada jodoh. Segala
hal akan selalu mungkin dengan campur tangan Allah. There can be miracle when u
believe!
Ditulis sambil mendengarkan lagu Resah – Payung Teduh yang
terus diulang-ulang
0 komentar:
Posting Komentar