Salah Kostum?

Ini bajuku, mana bajumu?

Hari Minggu kemarin, saya dan beberapa teman kuliah berta'ziah ke rumah Ema. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, ayah Ema berpulang ke rahmatullah pada hari Sabtu kemarin. :'(
Sebagai seorang perempuan, jujur saya bingung harus memakai baju apa untuk berta'ziah. Salah satu dilema terbesar kaum perempuan sebelum bepergian memang seperti itu. Bisa berjam-jam memilih baju. Bisa saja saat sudah siap pergi, rasa unconfident tiba-tiba muncul dan ganti dengan baju yang lain. Takut saltum atau salah kostum. Saya yakin, perempuan pasti pernah mengalami hal seperti itu.
Pada saat itu akhirnya saya memutuskan mengenakan gamis perpaduan biru dongker dan merah berbahan beludru. Saya merasa blink-blink & terkesan mewah untuk berta'ziah. Setelah saya tanya orang-orang rumah, mereka bilang tidak apa-apa. Saya saja yang tidak pede. Baiklah, saya kenakan gamis itu dengan kerudung biru "ngagebleg". Biru muda bukan, biru dongker juga bukan. Pertengahanlah ya.
Saat berkaca, disitu saya merasa "subhanalloh". Apa sih Sur, ga nyambung. .-----.
Ya intinya merasa islami b-a-n-g-e-t. Jarang-jarang saya mengenakan gamis &  kerudung sepanjang pingping kalo kata Iyeng. Pingping artinya paha.
Saat janjian di Alun-alun Banjaran, rasa tidak pede langsung singgah karena melihat Yasifa & Iyeng ternyata mengenakan celana jeans. Seketika saya merasa terlihat "alim" diantara mereka. Zia & Jae pun tertawa-tawa melihat saya dengan pakaian tidak biasa. Bahkan mereka memanggil saya Mama Dedeh. :(
Sepanjang kebersamaan saya dengan teman-teman, saya berpikir bahwa manusia itu senang pergaulan yang homogen. Contohnya seperti saya di cerita tadi. Saya merasa heterogen dibandingkan Iyeng dan Yasifa. Seakan-akan saya ingin mencari orang yang sama-sama mengenakan gamis. Bersama mereka rasanya ingin mengganti baju dengan celana jeans.
Disitu saya berpikir kembali, jika saya memakai celana jeans diantara orang-orang yang bergamis, tentu saja saya juga akan merasa minder, apalagi jika pakaian jeans itu saya kenakan ke pengajian. Tentu saja "people's judge" sangat negatif terhadap saya.
Apa yang harus saya lakukan? Sejujurnya saya perlahan-lahan ingin mulai hijrah dengan berpakaian seperti perempuan yang "katanya syar'i". Maklumlah, usia saya hari demi hari makin matang & tentu saja saya ingin terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Solusi terbaik adalah be your self, be confident! Bergaul dengan siapa saja. Selalu ambil hal positif dari mereka. Berusaha menjadi ikan tawar walau di lautan yang asin.
Saya tidak akan bisa sepenuhnya meninggalkan "celana". Masa iya saya pake rok atau gamis tanpa celana. Masa iya, saya olah raga pake gamis? Semua ada tempatnya.

 
Selasa, 21 Juli 2015
10.00 waktu ngeringin rambut di kamar

0 komentar:

Posting Komentar