Semester ini tidak hanya mahasiswanya yang malas, sepertinya dosennya juga ikut malas. Mata kuliah kemahiran bahasa Arab yang diampu oleh Pak Abu Sufyan tidak ada UTS alis Ujian Tengah Semester. Sebagai pengganti, maka diadakanlah wisata (pendidikan) ke Taman Bunga Nusantara yang berada di Cianjur.
Sempat banyak perdebatan ini itu mengenai karyawisata ini. Yang paling panas sih mengenai "uang" dan tempat tujuan wisata. Gara-gara ini, waktu, tempat, dan budget terus berubah-ubah. Akhirnya, keputusan wisata ke Taman Bunga Nusantara Cianjur pada Jum'at, 28 November 2014 pun diambil. Biaya yang dikeluarkan oleh setiap mahasiswa sebesar 120.000 rupiah termasuk biayai tiket, makan siang, snack pagi, transportasi sewa damri, "patungan" dana untuk dosen, dosen dari Sudan beserta anak istrinya (jadi, dosen beserta keluarga free, hanya tinggal bawa diri).
- Tiket Taman Bunga Nusantara hanya 30.000/orang, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
- Biaya sewa damri 1.800.000 (dibulatkan menjadi 2 juta untuk makan sopir), sisanya untuk membeli makanan dan membiayai dosen-dosen.
- Tiket Taman Bunga Nusantara hanya 30.000/orang, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
- Biaya sewa damri 1.800.000 (dibulatkan menjadi 2 juta untuk makan sopir), sisanya untuk membeli makanan dan membiayai dosen-dosen.
Berangkat pukul 6 waktu Indonesia ngaret. Perjalanan membuat saya mengantuk. Nyeseknya, saat saya baru saja berusaha memejamkan mata, Pak Abu membangunkan saya dan menyuruh semua mahasiswa dalam bus untuk berpencar, "sepik-sepik" bersama orang Sudan. Saya berharap mengobrol dengan Ustadz Haidar yang cuco dan masih muda. Sayangnya, saya malah kebagian mengobrol dengan Ustadz Imam yang sudah kakek-kakek. Ustadz Imam pun kurang respek saat diajak berbicara. Duuuuh beteeeee!! Untunglah di sisi lain, ustadz Aladin mengajak saya berbincang-bincang. Ustadz Aladin mengajar saya selama di semester 4 kemarin. Beliau sangat sangat baik. Saya merasa sangat diperhatikan. Yaaa, kedekatan saya dengan ustadz dari Sudan bisa dibilang lebih dekat daripada dosen jurusan karena saya lebih nyaman dan bebas berbicara dengan mereka, walaupun bahasa Arab saya ancur. Beberapa dari mereka yang mengajar di kelas -termasuk ustadz Aladin- hafal pada saya. Mereka cepat sekali mengingat nama orang.
Tiba pukul setengah sebelasan.
Tiba pukul setengah sebelasan.
Ya Allah, senang tak terkira! Taman Bunga Nusantara sangat sangaaat indah!! Pertama tiba di sana sedikit kaget karena banyak orang Arab. Yaaa, biasanya hanya mendengar dari teman-teman saja bahwa daerah tempat wisata di Bogor banyak diminati oleh orang Arab. Kata dosen sih, orang Arab datang ke Indonesia karena di sana sedang musim dingin. Wisatawan Arab yang datang ke Indonesia biasanya wisatawan "kere" karena wisatawan Arab kelas atas biasanya lari ke negara Eropa atau Amerika.
Di sana, kami tidak bebas bergerak. Ada banyak rangkaian acara. Salah satunya dibagi kelompok dan setiap kelompok membicarakan tentang pariwisata, kebudayaan, politik, dan diplomasi. Setiap kelompok memiliki dosen pembimbing dari Sudan agar di sana berbicara dengan menggunakan bahasa Arab. Tampaknya hari itu saya sedang berjodoh dengan Ustadz Imam. Siallll.
Saya satu kelompok dengan Muti, Ema, Herdi, dan Fadlah.
Kelompok kami hanya membicarakan tempat wisata yang sedang kami kunjungi, yaitu Taman Bunga Nusantara. Kata orang Arab sih "Hadiiqotuzzuhuur". Lelah, lelah berpeluh keringat!! Kami mengikuti ke mana pun ustadz Imam ingin pergi. Kami terus berjalan tanpa henti menyusuri Taman Bunga Nusantara yang sangat sangaaaaaat luas ini. Beliau sudah kakek-kakek, tapi kuat sekali berjalan. Kaki ini rasanya ingin terlepas dari persendian.
Saat mengitari taman, kelompok kami bertemu dengan kelompok ustadz Aladin yang sedang duduk mengobrol. Kami berhenti sejenak, mengistirahatkan kaki yang sudah berjalan diluar batas.
Saat melanjutkan perjalanan, anak ustadz Aladin ingin menaiki hmmmm, menaiki semacam pelampung yang bisa disetir. Pak Aladin tidak mau menuruti keinginan anaknya karena beliau takut kedalaman air. Akhirnya Fadlah-lah yang menaiki pelampung itu bersama anak ustadz Aladin. Sementara itu, ustadz Imam, Muti dan Ema sudah berjalan jauh. Saya dan Herdi terpisah dari kelompok kami, menunggu Fadlah yang sedang asik naik pelampung. Kami sudah tidak peduli mengenai pandangan ustadz Imam terhadap kami. Kami sudah tidak sanggup berjalan. Kami butuh istirahat!!
Langsung ke intinya saja, diakhir acara, semua kelompok wajib berkumpul di Taman Jepang. Di sana, setiap kelompok harus mengambil kesimpulan mengenai apa yang dibicarakan dengan dosen pembimbing. Pak Imam menyuruh kelompok kami untuk berbicara semua. Akan tetapi, setiap kelompok hanya dimintai perwakilannya saja. Kelompok kami pun diwakili oleh Fadlah.
Setelah semua kelompok mengambil kesimpulan, akhirnya kami pulang dan sebelumnya foto bersama-sama dulu. Saat di bus, Pak Umar (dari Sudan) membacakan nilai yang diperoleh dari hasil pengambilan kesimpulan tadi. Kelompok Saya mendapatkan nilai paling kecil, 85. Yaudahlah, segitu juga udah uyuhan. Kelompok lain ada yang nilainya sampai 94. Masya Allah ya!!
Pulang dari taman bunga pukul 17-an, tiba di gerbang BNI UNPAD Jatinangor pukul 21.02.
Saya satu kelompok dengan Muti, Ema, Herdi, dan Fadlah.
Kelompok kami hanya membicarakan tempat wisata yang sedang kami kunjungi, yaitu Taman Bunga Nusantara. Kata orang Arab sih "Hadiiqotuzzuhuur". Lelah, lelah berpeluh keringat!! Kami mengikuti ke mana pun ustadz Imam ingin pergi. Kami terus berjalan tanpa henti menyusuri Taman Bunga Nusantara yang sangat sangaaaaaat luas ini. Beliau sudah kakek-kakek, tapi kuat sekali berjalan. Kaki ini rasanya ingin terlepas dari persendian.
Saat mengitari taman, kelompok kami bertemu dengan kelompok ustadz Aladin yang sedang duduk mengobrol. Kami berhenti sejenak, mengistirahatkan kaki yang sudah berjalan diluar batas.
Saat melanjutkan perjalanan, anak ustadz Aladin ingin menaiki hmmmm, menaiki semacam pelampung yang bisa disetir. Pak Aladin tidak mau menuruti keinginan anaknya karena beliau takut kedalaman air. Akhirnya Fadlah-lah yang menaiki pelampung itu bersama anak ustadz Aladin. Sementara itu, ustadz Imam, Muti dan Ema sudah berjalan jauh. Saya dan Herdi terpisah dari kelompok kami, menunggu Fadlah yang sedang asik naik pelampung. Kami sudah tidak peduli mengenai pandangan ustadz Imam terhadap kami. Kami sudah tidak sanggup berjalan. Kami butuh istirahat!!
Langsung ke intinya saja, diakhir acara, semua kelompok wajib berkumpul di Taman Jepang. Di sana, setiap kelompok harus mengambil kesimpulan mengenai apa yang dibicarakan dengan dosen pembimbing. Pak Imam menyuruh kelompok kami untuk berbicara semua. Akan tetapi, setiap kelompok hanya dimintai perwakilannya saja. Kelompok kami pun diwakili oleh Fadlah.
Setelah semua kelompok mengambil kesimpulan, akhirnya kami pulang dan sebelumnya foto bersama-sama dulu. Saat di bus, Pak Umar (dari Sudan) membacakan nilai yang diperoleh dari hasil pengambilan kesimpulan tadi. Kelompok Saya mendapatkan nilai paling kecil, 85. Yaudahlah, segitu juga udah uyuhan. Kelompok lain ada yang nilainya sampai 94. Masya Allah ya!!
Pulang dari taman bunga pukul 17-an, tiba di gerbang BNI UNPAD Jatinangor pukul 21.02.
selfie di perjalanan bersama Pak Eka (dosen) |
selfie di perjalanan bersama teman-teman |
Hana, Dewi, dan saya |
saya bersama anak ustadz Esam |
Dewi dan Saya |
saya berfoto di Taman Perancis (Taman Bunga Nusantara) |
huaaaa bagus banget view nyaa X3
BalasHapussuri eta poto di bus beungetmu ituu asaa ~.~
Iya, Nam harus banget ke sini. Enakeun bgt. Tempatnya juga bersih, cocok bersama pasangan. :)
BalasHapusHaha da aku mah apa atuh Nam, wkwk
haha, angger kamu mah sok mamawa asmara wae :p
BalasHapussemoga bisa ke sananya sama suri beserta jodoh suri, kalau double date kan ruameee apalagi kalo tempatnya taman :3
waktu senggang sering-sering mampir mari yak http://anamidera.blogspot.com
ini toko nam www.gareufootcare.com hehehe
amin hahaha.
BalasHapusoh iya, tentu saja nam. tapi, saya pusing baca yg bahasa Inggris. Rasanya udah amnesia.
Udah mampir ke toko nam. Doain aja moga punya rejeki biar ngga sekedar mampir :D