116/365

Bandung, 26 April 2021

Rejection, sudah berulang kali merasakannya, tetapi mengapa tidak kebal terhadap rasa sakitnya?

Dalam ta'aruf yang ke-20 ini masih belum diizinkan mengarungi bahtera rumah tangga.

Ingin rasanya terisak dan teriak, tetapi aku tidak punya waktu untuk itu karena sibuk bekerja.

115/365

Bandung, 25 April 2021
18.56

Suara anak-anak yang menembus dinding rumahku menjelang tarawih adalah yang ku syukuri saat ini. Tawa mereka ikut berpartisipasi meningkatkan mood baikku. Aku tengah terkapar setelah menyetrika baju harian. Dalam sepi aku sadar bahwa aku kurang memuji Rab-ku.

Akhir-akhir ini terasa nasib begitu tidak mujur. Sepertinya ini karena aku sangat kufur.

Setiap aku merasa keadaanku tersungkur, akan ku coba mengingat karunia-Mu, ku hitung satu persatu sampai aku lelah saking banyaknya yang harus kusebut.

-Suri-

113/360

Adakah yang menungguku untuk saling bertemu melepas rindu?
Saat ini aku membunuh waktu, menyiksa badan demi sesuap nasi. Apakah yang ku tunggu adalah waktu yang tak berjalan lagi untukku?

Bandung, 23 April 2021

96/360. Terima Kasih Sudah Berani Berbicara

Bandung, 6 April 2021

Baru akan mulai mendua dalam bekerja. Pihak dua belum mengetahui bahwa sebenarnya saya memiliki pekerjaan lain.
Pihak satu saya beri kejujuran tentang hal ini dan menerima. Rasanya bahagia, bersyukur. Memiliki atasan yang baik adalah berkah.

Semoga bisa menjalani keduanya dengan amanah.

Tuhan titipkan rezeki ini. Saya ingin cepat-cepat menggandakan rekening.

Saya tidak khawatir dengan hari tua. Saya hanya takut tidak bisa meninggalkan apa pun untuk yang ditinggalkan ketika harus berhadapan dengan kepergian abadi.

Tuhan, kuatkan dan permudah jalannya.

91/360. Menjadi Orang Biasa

Bandung, 1 April 2021

Saya baru menyadari, bahwa saya memiliki mimpi yang sangat besar. Namun, upaya yang saya lakukan belum mengarah ke sana.

Jika tidak ada perubahan, saya hanya akan menjadi orang biasa saja. Pada akhirnya, kebanyakan orang hanya akan menjadi orang biasa.

Apakah orang biasa hanyalah orang yang melakukan rutinitas? Bagaimana dengan orang luar biasa?

Saya tidak bermaksud mengubah dunia. Setidaknya, saya dapat mengubah kehidupan pribadi menjadi lebih baik.

Setelah dipikir-pikir, definisi lebih baik menurut versi yang saya inginkan saat ini, ternyata adalah lebih baik secara ekonomi.

Sejak di-PHK, perekonomian saya tidak begitu bagus. Sementara, kebutuhan terasa cukup tinggi. Butuh untuk umrah, nabung nikah, naik haji, ingin qurban, laser wajah untuk kulit yang bopeng, dan lain-lain.

Setelah diambil benang merah, sebenarnya kehidupan saya saat ini begitu nyaman dan tercukupi. Masih bisa makan, tidur nyenyak, memasak untuk orang tua, orang tua yang tidak merepotkan di usia senja. Hanya saja sebagai manusia, saya memiliki target jangka pendek dan jangka panjang yang ingin diraih. 

Ingin rasanya memiliki foundation, tapi mana langkah yang telah saya ambil? Masih di titik nol.

Ingin mengambil langkah awal, tapi terkadang ada perasaan takut tidak didukung oleh lingkungan.

Jadi, mau mulai kapan?

Mau jadi orang biasa saja?

Setidaknya saya ingin bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan orang terdekat. Namun, tetap berharap lebih ingin bisa bermanfaat untuk banyak orang suatu saat nanti. Aamiiin.


-Suri di umur menjelang 28 dan masih belum mapan-

86/365

Bandung, 27 Maret 2021
20:04

Well, dini hari tadi saya terbangun dan yaaaa, mengecek akun saya di sebuah situs ta'aruf.

Jarang-jarang, ada sebuah permintaan ta'aruf dari seorang lelaki. Saya terima permintaan itu dan saya ajukan 2 pertanyaan terlebih dahulu.

Saya tunggu hingga pagi sekitar pukul 7-an (kalau tidak salah). Saya liat, si lelaki sempat online setengah jam yang lalu, tetapi tidak menjawab pertanyaan saya.

Disitu saya memiliki firasat sebuah penolakan.

Saya mencoba terus berhusnudzan dan mengecek akun setiap satu jam sekali karena saya tidak ingin si lelaki merasa di PHP atau menunggu lama jika dia sudah menjawab pertanyaan saya.

Hingga sore hari pun blm ada jawaban dan ketika saya cek akun pukul 5 sorean, ternyata si lelaki tersebut menolak tanpa menjawab pertanyaan saya. Alasan penolakannya: pasangan belum siap. Dasar, alasan yang ngadi-ngadi.

Entah rejection yang ke berapa ini. Rasanya sedih dan mungkin karena sedang haid juga, terasa lemah, jadi hujanlah air mata di pipi saya. Sakit ya? Tidak apa-apa. Insya Allah semua akan berakhir kok.

Malam tadi setelah menerima permintaan ta'aruf lelaki tersebut, saya sempat bermimpi ingin pergi ke ke rumah si lelaki naik gojek, tapi entah kenapa saya memutuskan tidak jadi.

Ya sudahlah, memang belum waktunya mungkin ya.

Kalau sudah waktunya, pangeran surga pasti akan datang atau mungkin saya akan bertemu pangeran di surga? Tuhan, saya ingin merasakan sebuah kesatuan di dunia. Saya mohon dengan sangat.

83/365. Cumi Crispy Saus Padang

Bandung, 24 Maret 2021

Alhamdulillah, salah satu hal yang paling menyenangkan ketika di rumah aja, salah satunya bisa mencoba berbagai resep makanan.

Kali ini mencoba memasak cumi saus padang ala Chef Martin Praja. Tapi, saya buat cuminya crispy dan ditambahkan satu sendok makan saos tomat.

Chef Martin Praja merupakan salah satu chef favorit saya karena beliau suka memberikan alasan ketika memasak. Sebagai contoh, beliau menyarankan cuminya diberi baking soda ketika di marinasi agar tidak alot. Selain itu, beliau juga bukan chef abal-abal. Insya Allah berilmu karena memang lulusan sekolah kuliner Singapura.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya membuat saus padang. Dulu pernah buat dan enak juga. Hanya saja, saya lupa memakai resepnya siapa.

Saya rasa, cara memasak Chef Martin Praja bisa diikuti. Hanya saja, kurang nyaman kalau untuk takaran garam, gula, dan merica secukupnya. Jadi harus tambah sedikit, icip, koreksi lagi sampai goal. Untuk pemula seperti saya memang agak-agak lumayan butuh effort, tapi hasilnya sangat memuaskan. Ketika memakannya terasa seperti makan makanan mevvah!

Hal yang paling menyenangkan lagi, awalnya bapak menolak memakan masakan saya. Setelah saya bilang, "Kalau makan di restoran, ini minimal harus punya uang 40.000. Ini makanan bintang 5," bapak langsung mau makan. Dan.... Memang benar masakan bintang 5, bapak makan nagih dan nagih sampai nambah nasi. Terharu aku tuuuuuh.

Ibu juga sama, bedanya, ibu ga usah dipaksa kaya bapak.

Salah satu kebahagiaanku sebelum bertemu tulang rusuk, setidaknya ku bisa memberikan makanan terbaik dari tangan saya untuk kedua orang tua.

I love you emak & bapak. Hopefully, always enjoy my food.

Usi with love,