49/365

Bandung, 18 Februari 2021

Hai, Furqon Mazka!

Malam ini aku terbangun oleh suara cicak yang bergelut dengan kresek. Sebal sekali rasanya. Ada kontraksi di perut juga yang menyebabkanku tidak bisa tidur kembali.

Sepertinya kamu sudah menjadi auto ingatan ketika aku bangun tidur. Yang pertama kali ku ingat adalah kamu. Aku harap Tuhan tidak marah.

Kak, sebenarnya aku takut ada orang yang mencari nama kamu di google dan menemukan blog ini. Sementara ini ku pinjam nama kamu untuk menulis surat di blog setiap hari ya. Ingin juga sebenarnya meminjam nama kamu untuk kusebut sebagai jodoh yang ku pinta. Tapi, pantaskah? Aku memang selalu menyebutkan nama kakak lewat do'a, tapi hanya meminta agar kakak bahagia.

Kak, kamu adalah pria yang sulit ditebak. Hari ini bisa membuatku kuat, besok bisa membuatku rapuh. Hari ini ramah luar biasa, besok bisa tiba-tiba seperti tidak kenal sama sekali. Yap, seperti saat ini.

Kamu adalah busur 180 derajatku dan aku harus siap dengan segala perubahan yang ada. Bisa jadi, besok kamu tiba-tiba kembali dan melamarku. Itu sih hayalanku.

Aku ingat perkataan kakak, "Kakak itu orangnya pemilih, ga bisa baik atau bergaul sama semua orang. Tapi, liat kamu kayanya bisa bergaul sama siapa aja."

Seharusnya aku sadar, aku bukan orang pilihan yang bisa kakak kenal begitu saja. Kakak itu seperti bawang dan aku tidak tahu lapisan mana yang sudah aku kuliti.

Kamu benar-benar pria yang sulit ku tebak. Bahkan, kamu hampir tidak pernah curhat soal pekerjaan, kehidupan atau yang lainnya. Entah kakak simpan sendirian, curhat pada yang lain yang lebih nyaman, atau bagaimana? Entahlah.

Ingin rasanya dekat dengan kakak sejengkal, sedekat nadi, tapi dunia bilang sadar diri saja.

Benar kata kakak, aku ini hanya stanger yang bahkan tahu kakak 0,00000..1 saja. Bukankah pada awalnya semua berawal dari stranger hingga bisa menjadi lekat?

01:36 dini hari, bolehkah aku melihatmu di dunia nyata langsung?

0 komentar:

Posting Komentar