47/365

Bandung, 16 Februari 2021

Dear Furqon Mazka,

Apa kabar? Semoga sehat selalu di sana ya.

Hari ini saya membaca sebuah buku dan di dalam buku tersebut tertulis bahwa menulis surat cinta kepada siapapun mampu membuat keadaan lebih baik. Andai bisa menulis surat cinta seperti Seo Dalmi dan berakhir bahagia yaaaa.

Entahlah, ini surat cinta atau bukan, yang pasti, mulai malam ini ku akan berusaha bercerita apa pun di blog ini. Rasanya hampir gila jarang bicara setiap hari.

Rindu. Ingin rasanya menjadikan kamu teman bicara setiap hari. Ku beranikan sapa kakak yang sudah 1 bulan menghilang tanpa pernah bertanya kabar. Namun, air susu dibalas dengan air tuba. Entah apa salahku, tiba-tiba kakak menghapus kontakku di kedua nomor yang dipunya & membalas, "Maaf, saya calon istrinya. Ada apa ya?"

Sebegitu mengganggunyakah aku sampai kakak rela berkata demikian? Pada akhirnya aku tahu kakak berbohong. Lantas, mengapa kakak berbohong dan menaruh sekat diantara kita? Padahal selama ini kakak begitu memperhatikan WA story-ku. Di satu momen, terkadang ku melihat kakak online dan berspekulasi bahwa kakak membuka WA hanya untuk melihat statusku. Maaf jika ternyata hanya aku yang kegeeran.

Jujur, rasanya seperti ada puzzle yang hilang walaupun kita memang tak pernah bertegur sapa lagi sejak lama. Ku putuskan usir rasa sepiku lewat surat. Mungkin kakak tidak akan pernah membacanya. Biarlah surat ini ku tulis dan ku baca untuk diriku sendiri.

Aku harap, kamu baik-baik saja dan tidak membohongi hati kamu sendiri.

Jika takdir memang harus persatukan kita, semoga dipermudah dengan segera. Sejauh apa pun kamu berlari, pada akhirnya garis finish itu adalah aku. Sebaliknya, jika semesta tidak merestui, seberapapun berusahanya kita untuk dekat, semuanya seperti kutub utara dan utara yang tidak akan pernah saling tarik menarik.

Aku (masih) menyayangi kamu seperti pertama kita saling sapa, Furqon Mazka.

Selamat malam, mimpi indah dan bahagia dalam dekapan iman.

Salam rindu,


Suri

0 komentar:

Posting Komentar